skip to main |
skip to left sidebar
skip to right sidebar
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Indonesia kembali berduka. Kabar duka ini datang dari Solo, Maestro Keroncong Gesang Martohartono meninggal dunia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah selepas adzan Maghrib kamis 20 Mei 2010.
Sebenarnya kondisi Gesang cukup baik pada kamis siang harinya. Walau masih terpasang selang pernapasan, tapi Gesang sudah bisa menyanyikan lagu ciptaannya yang sangat terkenal, yaitu Bengawan Solo dan Jembatan Merah, walaupun dengan suara yang sangat lirih.
Hal itu terlihat saat Gesang mendapatkan kunjungan dari beberapa penggemarnya di ruang ICU rumah sakit tersebut. Namun setelah itu kondisinya menurun. Pada pukul 18.00 kondisinya makin menurun dan pada pukul 18.10 WIB akhirnya Gesang dinyatakan meninggal oleh tim dokter.
Ketua tim dokter penanganan kesehatan Gesang, dr Suryo Aribowo mengatakan, Gesang meninggal dunia karena infeksi pernafasan yang menyebabkan pasokan oksigen ke jantung juga berkurang.
"Kondisi terus menurun sejak Kamis siang di ruang ICU. Faktor usia yang sudah sangat lanjut juga menjadi salah satu faktor karena organ tubuh lainnya sudah sangat lemah," jelasnya.
Gesang adalah anak pertama dari 10 bersaudara dan dilahirkan dengan nama Sutardi. Tetapi karena sakit-sakitan, maka oleh orang tuanya diganti nama menjadi Gesang yang berarti hidup. Selama hidupnya, Gesang bukan merupakan pencipta lagi yang produktif. Tetapi sejumlah karyanya sangat fenomenal termasuk lagu Bengawan Solo yang diciptakan pada tahun 1940-an yang sangat terkenal hingga Negara Jepang.
Gesang dilahirkan di Solo pada 1 Oktober 1917 dan pernah menikah dengan Waliyah tahun 1940 hingga tahun 1962. Mereka tidak dikaruniai anak, tetapi selama hidupnya Gesang tidak pernah kesepian karena ditemani oleh keponakan-keponakannya.
Selain Bengawan Solo, lagu yang pernah diciptakan Gesang lainnya antara lain Jembatan Merah, Sebelum Aku Mati, Tirtonadi dan masih ada beberapa lagu keroncong lainnya. Lagu-lagu yang diciptakannya tersebut merupakan pengalaman sehari-hari dan semua lagu dianggap sebagai anak. Sehingga tidak ada lagu ciptaannya yang dianggap lebih baik dari karya yang lainnya.
Jenazah Gesang rencananya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Pracimalaya, Makam Haji Surakarta, Jumat (21/5) ini.
Selamat Jalan eyang Gesang, semoga amal ibadahmu diterima di sisi Allah SWT. Amin.
sumber : suarakarya-online
0 comments:
Posting Komentar